Man Jadda Wajada, Mantra Akbar Menulis Buku Best Seller




man jadda wajada
Mantra Man Jadda Wajada

Mendengar kalimat “Man Jadda Wajada”, sontak membuat penulis teringat pada sebuah sinetron di salah satu Stasiun Televisi. Sinetron yang berkisah tentang Haikal, Sobri, dan teman – temannya selama belajar di Pondok Pesantren Kun Anta.
Hampir di setiap akhir sinetron, para pemain mengucapkan kalimat ini. Penulis yang merupakan non muslim, belum mengetahui secara pasti apa maksud dari “Man Jadda Wajada”. Penulis pun merasa semakin penasaran setelah penulis menemukan banyak teman – teman penulis yang menjadikan kalimat ini sebagai motto hidup mereka.

Tadi malam, penulis mengikuti kegiatan belajar menulis bersama narasumber yang sangat istimewa. Beliau adalah seorang trainer dan motivator yang sudah berkeliling ke seluruh wilayah di Indonesia dan beberapa tempat di luar negeri. Bukan main – main atau sekedar travelling, beliau juga bepergian dalam rangka memenuhi undangan pelatihan dari banyak pondok pesantren dan lembaga lainnya. Selain itu beliau juga dikenal berkat buku – buku best seller yang telah ditulisnya. Salah satu buku tersebut berjudul "Man Jadda Wajada". Siapakah nama beliau ? Beliau bernama, Dr. Akbar Zainuddin. 

Biografi Singkat Dr. Akbar Zainuddin 


Dr. Akbar Zainuddin, Trainer dan Motivator Man Jadda Wajada


Dr. Akbar Zainuddin lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 7 Februari 1973. Pada usia 13 tahun, beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Modern Gontor selama 6 tahun. `Selanjutnya, beliau melanjutkan studi jurusan Perbandingan Agama di UIN Jakarta pada tahun 1992 dan menempuh program magister di Sekolah Bisnis Prasetia Mulya pada tahun 2000 untuk Program Magister Managemen Konsentrasi Manajemen Pemasaran. Dan akhirnya pada tahun 2015, beliau pun menempuh Program Doktor Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Universitas Negeri Jakarta. 


Buku Best Seller “Man Jadda Wajada” 

Buku Man Jadda Wajada

Buku di atas merupakan buku pertama yang ditulis oleh Dr. Akbar Zainuddin. Buku tersebut  ditulis oleh beliau selama 1,5 tahun. Buku ini menjadi sebuah masterpiece dan diterbitkan oleh Penerbit Mayor Gramedia Pustaka Utama pada bulan Januari 2010. Hingga saat ini, buku “Man Jadda Wajada” sudah sampai pada cetakan ke 13 sebanyak 55.000 eksemplar. Buku ini juga membawa beliau untuk bisa berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa momen yang beliau abadikan dalam perjalanannya keliling Indonesia.

Perjalanan Dr. Akbar Saat Keliling Indonesia 

Sukses dalam menulis buku perdananya, Dr. Akbar menulis buku ke dua dan selanjutnya yang juga menjadi buku best seller.


Penulis menggaris bawahi bahwa personal branding yang dibangun dan dikembangkan oleh Dr. Akbar Zainuddin sama dengan mantra yang diperoleh beliau saat menimba ilmu di Pondok Modern Gontor, yaitu “Man Jadda Wajada”. Di sinilah penulis dapat menjawab rasa penasaran penulis terhadap makna di balik kalimat  “Man Jadda Wajada”.

Dikutip dari https://www.akbarzainuddin.com , Kata Jadda” arti harfiahnya adalah bersungguh – sungguh, sedangkan kata ‘wajada” artinya mendapatkan. Sehingga “Man Jadda Wajada” berarti “Siapa yang bersungguh – sungguh akan berhasil”. Rupanya Mantra “Man Jadda Wajada” betul – betul dihayati dan diimplementasikan oleh Dr. Akbar Zainuddin dalam berbagi inspirasi serta motivasi yang dituangkannya dalam bentuk buku. Mantra ini pula yang membuat beliau menghasilkan buku berkualitas dan menjadi best seller.

Menghidupi “Man Jadda Wajada” dalam menulis buku

Pada bukunya yang ke delapan, Dr. Akbar berbagi langkah – langkah untuk menulis buku, yaitu belajar tentang kiat – kiat menulis, mulai dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris. Buku tersebut bertajuk “UKTUB ! Panduan Lengkap Menulis Buku Dalam 180 Hari” 


Buku Ke Delapan Dr. Akbar Zainuddin

Penulis merasa tertarik dengan buku tersebut, karena judulnya yang sangat unik dan menarik. Kata “Uktub” sendiri, merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, yang berarti “Tulislah”.

Dari cover buku di atas, kita dapat membaca sebuah testimoni yang dituliskan oleh Ahmad Fuadi. Apakah Anda tahu siapa beliau ? Beliau adalah penulis novel best seller “Negeri 5 Menara”. Penulis sendiri belum pernah membaca novelnya ini, namun penulis sudah menonton film nya yang diangkat ke layar lebar.

Ahmad Fuadi menulis,”Judul buku ini sangat tepat karena semangat iqra’! (Bacalah), sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah)” Penulis merasa hal ini penting untuk dibahas karena ternyata mereka mereka berdua merupakan alumni dari Pondok Modern Gontor dan kedua – duanya sukses dalam menghidupi mantra “Man Jadda Wajada” dalam bentuk tulisan.

Mereka bersungguh – sungguh membuktikan bahwa kekuatan sebuah tulisan akan mendatangkan berbagai keajaiban. Oleh karena itu, Om Jay seringkali memotivasi para penulis pemula dengan kalimat berikut,”Menulislah setiap hari dan rasakan keajaibannya”. Penulis pun meyakini bahwa mantra “Man Jadda Wajada” benar – benar sakti. Karena proses dari mulai menulis buku sampai menerbitkan buku tidaklah mudah. Butuh waktu, tenaga, pikiran, bahkan materi yang dikeluarkan untuk menghasilkannya.

TOJTRP, Implementasi Mantra “Man Jadda Wajada” Dalam Menulis Buku

Proses Menulis Buku

Menurut Dr. Akbar Zainuddin, proses menulis buku dapat ditempuh melalui 6 langkah berikut yaitu : menentukan tema, membuat outline, memiilih jadwal, menulis isi buku, merevisi naskah buku, dan menyerahkan buku kepada penerbit / menerbitkan buku. Semua langkah tersebut dirangkum dalam sebuah singkatan TOJTRP (Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit). Berikut adalah penjelasannya :

Tema
Langkah pertama dalam menulis buku adalah menentukan tema. Tema akan menjadi sebuah paying besar untuk menentukan judul dan isi tulisan. Tema dapat disesuaikan dengan personal branding kita, agar kita dapat lebih mudah dalam menulis buku, yaitu mulai dari apa yang kita kuasai dan kita sukai. Baik buku fiksi maupun buku non fiksi harus beranjak dari pemilihan tema yang tepat.
Manfaat lain dari tema adalah menjadi sebuah rel yang akan mengikat ide tulisan kita dari awal sampai akhir.

Outline
Outline disebut juga daftar isi. Apakah Anda pernah memperhatikan orang – orang yang hendak membeli buku ? Selain melihat cover buku dan sinopsis, mereka juga akan menilai kualitas isi buku kita dari outline yang kita buat.
Bagi seorang penulis, outline juga sangat penting karena akan memudahkan penulis untuk fokus pada arah tulisannya. Seperti pengalaman penulis saat menulis buku ke dua yang berjudul “Bukan Guru Biasa”, di tengah – tengah proses menulis, penulis mengalami kebuntuan ide pada satu bagian kecil di sebuah bab. Dengan adanya outline, penulis dapat langsung “loncat” pada gagasan di artikel yang lain.
Outline juga akan membantu kita dalam menyelesaikan penulisan buku, hal ini terkait dengan kedisiplinan penulis dalam mengikuti jadwal menulis yang sudah ditetapkannya.

Jadwal
Jadwal perlu dibuat secara riil berdasarkan outline / daftar isi yang sudah ditentukan. Semakin rinci jadwal dituliskan, maka semakin riil buku itu bisa selesai tepat waktu.
Usahakan merinci jadwal per artikel atau sub bab buku. Dengan adanya jadwal, maka kita akan mempunyai target yang jelas. Selain itu, jadwal juga akan membantu kita untuk mengontrol dan mengevaluasi hasil tulisan dengan lebih mudah.
Sebenarnya yang lebih penting dalam pembuatan jadwal adalah komitmen dari penulis untuk menaati jadwal yang telah dibuatnya.

Tulis
Hal penting yang perlu dijadikan catatan pada bagian ini adalah :

Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu”

Revisi

Selain belajar untuk menulis, seorang penulis juga harus belajar untuk menjadi seorang penyunting / editor untuk buku – buku yang ditulisnya. Ingat, lakukan revisi setelah semua tulisan selesai. 

Revisi dilakukan terhadap point – point berikut :
1.     Data dan informasi yang kurang
2.     Tata bahasa
3.     Gaya tulisan, disamakan dari awal sampai akhir
4.     Judul – Judul artikel. Buatlah judul – judul yang menarik.

Penerbit
Berikut adalah beberapa pertimbangan penerbit dalam menentukan kelayakan sebuah buku untuk diterbitkan di penerbit mayor :
1.         Memenuhi kebutuhan pembaca
Bisa dilihat dari pertanyaan penunjuk berikut :
·      Apakah pembaca butuh buku kita ?
·      Berapa banyak orang yang butuh ?
·      Apa kebutuhan mereka yang ada di buku kita ?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan akan semakin besar.
2.         Pembeda dari buku sejenis
Banyak buku yang ditulis untuk ide yang sama. Namun, di sinilah seorang penulis ditantang untuk menunjukkan kelebihan bukunya dibandingkan buku lain yang sejenis.
3.         Strategi Pemasaran
Walaupun buku kita diterbitkan oleh penerbit mayor, sebagai penulis, kita pun diwajibkan untuk menjalankan pemasaran buku yang kita tulis. Sehingga penting bagi seorang penulis untuk belajar juga mengenai strategi pemasaran buku yang ditulisnya.

Selain memperhatikan beberapa pertimbangan kelayakan buku di atas, kita juga harus memperhatikan hal teknis penerbitan buku lainnya. Setiap penerbit mempunyai aturan penerimaan naskah buku yang berbeda – beda, namun pada umumnya adalah sebagai berikut :
1.      Naskah harus sudah jadi
2.      Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau flashdisk

Ramuan Khusus Bagi Para Penulis Buku

Berbicara tentang mantra, pastinya ada juga ramuan – ramuan khusus yang diperlukan. Berikut ini adalah ramuan khusus bagi para penulis buku agar sukses dalam menulis buku best seller :
1.    Happy Writing. Menulislah dengan Bahagia selama 30 – 60 menit setiap hari. Hal ini akan menjadi sebuah latihan untuk terus meningkatkan “jam terbang” kita dalam menulis.
2.   Good Outline. Perhatikan perbedaan outline antara buku fiksi dan non fiksi   berikut :
a.   Buku Fiksi, terdiri dari : tokoh, karakter tokoh, alur / plot cerita, klimaks dan ending cerita
b.    Buku Non Fiksi, terdiri dari : opening / pendahuluan, isi naskah, kesimpulan / penutup
3.    Personal Branding. Gunakan personal branding untuk mendasari pemilihan tema. Misalnya : penulis adalah seorang guru yang berkarya di bidang pendidikan, dan mempunyai personal branding sebagai guru kreatif, maka tema yang sebaiknya dipilih adalah pendidikan. Walaupun bisa saja kita mengambil tema – tema lain.
4.    Make It Every Day. Artinya menulislah secara konsisten setiap hari. Hilangkan kata “Tapi”.
5.  Big Content. Buku yang berisi memang tidak hanya diukur dari ketebalannya, namun dari isi nya. Rekan penulis mengatakan bahwa buku yang bagus adalah buku yang mempunyai tulang punggung / tulang belakang. Jenis buku seperti itu biasanya berkisar 100 halaman minimal. Bahkan bisa 200 – 300 halaman. Atau kalau diukur dengan banyaknya karakter sekitar 40.000 – 60.000 karakter di komputer. 
6.   One Theme for One Book. Gunakan satu tema untuk satu buku, agar pembaca bisa menangkap maksud buku secara keseluruhan. Kecuali untuk buku dengan jenis kumpulan artikel / bunga rampai.
7.    Get Focus. Pusatkan ide pada outline yang sudah dibuat.
8. Don’t Stop. Jangan berhenti menulis jika mengalami kebuntuan ide untuk pengembangan tulisan. Intinya, boleh menulis tulisan yang lain sesuai outline dan jadwal yang sudah ditetapkan.
9.  Excellent Title. Artinya buatlah judul yang menarik. Judul yang provokatif, jelas, tegas, sederhana, akan menjadi judul buku yang baik.
Contoh : Kamu Gagal Terus ? Ini Cara Praktis Lulus Ujian, Man Jadda Wajada  The Art of Excellent Life.
10. Be Brave. Beranilah untuk menghadapi penolakan naskah dari penerbit. Cari tahu apa kekurangan buku yang kita tulis.
11. Be a Diligent Writter. Rasa malas dan keinginan menunda – nunda pekerjaan adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi penulis. Cara mengobatinya adalah menulislah denagn teratur setiap hari.
12. Open Mind. Jika kita hendak meminta bantuan orang lain untuk melihat outline yang sudah kita buat, hendaknya kita bersikap terbuka, jangan malah semakin bingung dengan masukan – masukan dan saran yang mereka berikan.
13. Trending Topic. Inilah kunci bagi seorang penulis dan penerbit untuk sukses dalam menulis dan menerbitkan buku. Penulis harus peka “membaca” kebutuhan pembaca saat ini dan menuliskan idenya berdasarkan kebutuhan masyarakat saat ini.
14. Mentoring. Bagi penulis pemula sebaiknya mempunyai mentor dalam menulis, agar dapat sharing untuk memperkaya gagasan yang akan kita tuliskan.

Kesimpulan :
1.    Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis
2.    Disiplin tiap hari dalam menulis sampai menghasilkan buku
3.    Man Jadda Wajada






6 Komentar untuk "Man Jadda Wajada, Mantra Akbar Menulis Buku Best Seller"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel