Surat dari Guru, Jangan Dibaca Kalau Takut Baper !

Surat untuk anak - anakku, 
Kelas IV 

Salam Damai, 
Selamat siang, Anak - anak ...
Bagaimana kabar kalian ? 
Ibu dan keluarga baik - baik saja di sini. Ibu doakan agar kalian juga selalu sehat di rumah kalian masing - masing. 

Apakah kalian masih ingat pelajaran kita yang lalu ? Sebelum akhirnya kita harus belajar di rumah, dan meninggalkan kelas serta sekolah yang kita tercinta? 

Kita baru saja masuk pada Tema 8 Sub Tema 1 tentang Daerah Tempat Tinggalku. Kita belajar banyak hal. Ada cerita fiksi, keanekaragaman karakteristik fisik, kegemaran dan jenis kegiatan ekonomi. Kita juga bernyanyi bersama  dari beberapa lagu daerah. Bahkan ibu masih ingat ketika kalian begitu lincah menari "Apuse" sambil memakai atribut menari yang kalian buat dari karung bekas. 

Mengingat wajah - wajah polos kalian dan keingintahuan kalian dalam menimba ilmu, membuat ibu merasa bersalah karena saat ini sudah hampir dua pekan lamanya kita tidak bisa bertatap muka di kelas kita yang istimewa. 

Anak - anakku, dari pagi sampai malam ibu selalu berpikir bagaimana caranya untuk bisa menemani kalian belajar selama masa belajar di rumah. Ibu tidak ingin melewatkan sedikitpun waktu untuk mengurangi kesempatan kalian melihat dunia yang lebih luas melalui kegiatan belajar yang biasa kita nantikan setiap hari. 

Dengan segala keterbatasan yg ada, ibu berusaha memberikan video pembelajaran. Ibu sangat berharap agar anak - anak dapat membukanya. Ibu ingin sekali kita belajar online seperti teman - temanmu yg lain. Mereka menggunakan aplikasi meeting online, seperti zoom, webex, live streaming youtube dll. 

Bukan karena ibu ingin dinilai hebat tapi hanya karena ibu ingin melihat wajah kalian, berinteraksi lewat internet. Dan mengobati sedikit rasa rindu pada kalian. 

Anak - anakku, ibu yakin dan percaya, kalian akan tumbuh menjadi anak - anak yang baik, anak - anak yang berjiwa besar dan layak dibanggakan. Baru saja, ibu menerima beberapa foto kalian disertai pesan dari orang tuamu. Pesan itu dituliskan mewakili kerinduan kalian terhadap ibu dan teman - temanmu di sekolah. 

Seketika, air mata ibu jatuh bergulir dari kedua sudut bola mata ini. Ibu tidak menyangka, begitu dalamnya perasaan ini terhadap kalian. Orang tua kalian pun banyak bercerita tentang keseruan kita di sekolah. Bahkan mereka mengatakan bahwa mereka senang dan bersyukur karena kalian, anak - anak mereka berada di bawah bimbingan dan pendampingan seorang guru yang hebat. 

Ibu merasa senang mendengarnya, namun ibu juga merasa malu. Apalagi beberapa waktu yang lalu, ibu terpaksa harus sering meninggalkan kalian untuk berbagai kegiatan pelatihan guru dan kegiatan lainnya. Walaupun ada tugas dan kegiatan belajar lain yg ibu berikan, tetap saja, hati kecil ibu ingin bersama - sama kalian, belajar di kelas kita. 

Anak - anakku, di mana tangan - tangan mungil kalian yang sering memutar - mutar globe, mengacak buku di sudut baca, menyobek kertas, dan bermain dengan alat - alat tulismu. Ibu sungguh rindu tingkah kalian itu. 

Kemarin, ibu masuk ke dalam ruangan kosong yang sebelumnya kita sebut sebagai ruang imajinasi dan ruang kreativitas. Ibu tidak menemukan siapapun, tapi ibu masih bisa menangkap suara - suara kalian yang menggema di dalam ruangan kecil ini. 

Sekilas, ibu membayangkan kalian duduk beramai - ramai, tertawa bersama, dan ibu pun mulai memanggil nama kalian satu per satu : 
1. Aditya
2. Agung
3. Airyn
4. Anjar
5. Azkia
6. Elvano
7. Hasri
8. Ikrar 
9. Juendra 
10. Krisanto Gilang
11. Leticza
12. Marveliano
13. Mekky
14. Rambu Nilsa
15. Resdi
16. Riyoni
17. Tesalonika
18. Vierni
19. Wanti
20. Yuntri

Berapa orang yang tidak hadir ? Ibu berteriak di sekeliling ruangan sambil menatap bangku - bangku kosong yang gelisah menunggu untuk kalian pindahkan ke sana dan kemari seperti biasanya. 

Mungkin mereka juga merindukan sentuhan kalian. Ibu juga rindu bunyi derit pintu kelas kita yang berlubang di salah satu papannya. 

Kadang, saat kita belajar, kalian tertawa ketika melihat adik - adik kalian yang memasukkan kepalanya melalui lubang pintu kelas kita. Menurut kalian itu adalah hal yang lucu, namun bagi ibu itu hal yang cukup mengagetkan. 

Anak - anakku, telah banyak yang ibu ungkapkan melalui surat ini, terakhir, ibu berharap agar kalian selalu menjaga kesehatan. Patuhi setiap nasehat orang tuamu, terutama dalam rangka menjaga kesehatan. Cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak sosial / social distancing, dan tinggal di rumah saja. 

Jangan lupa untuk belajar sebanyak mungkin di  sela - sela waktu kalian tinggal di rumah saja. Bacalah buku - buku yang menunjang pembelajaran, menonton acara tv yg bukan hanya tontonan tapi sekaligus sebagai tuntunan juga dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter kalian sebagai generasi penerus bangsa sambil terus memanjatkan doa - doa terbaik agar kita dihindarkan dari penyakit virus corona yg berbahaya ini. 

Demikianlah surat ini Ibu tuliskan untuk kalian semua, anak - anak ibu, kelas IV. Di manapun kalian berada, di sana ada kasih dan sayang gurumu selain kedua orang tuamu. 

Salam dari gurumu. 

Note : Bagi Bpk/Ibu guru yg merasa terinspirasi dgn tulisan ini, silakan dimodifikasi dengan nama anak - anak di kelas Bpk/Ibu guru. 🙏





11 Komentar untuk "Surat dari Guru, Jangan Dibaca Kalau Takut Baper !"

  1. Balasan
    1. Terima kasih, Bu. Hal ihwal ada ortu murid yg inbox, cerita ttg anaknya yg ttp semangat belajar dan senang bisa dengar suara saya setiap hari di video 😭😭😭

      Hapus
  2. Waaaah ... Keren Bu... G cuma murid yg suka rindu pada guru. Guru pun sama ya Bu, bisa merindukan murid juga 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, Bu Ditta, iya nih. Gara2 Covid 19 jadinya kangen sm anak2

      Hapus
  3. Menyentuh...dan terbawa kedalamnya. Hebaat.

    BalasHapus
  4. Mantabs, selamat terus berkarya bersama anak2

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel