Ini Dia Tips Biar Tulisan Dilirik Penerbit Mayor dan Dapat Royalty Puluhan Juta
Kegiatan Belajar Menulis Gelombang 4 tadi malam
sangat seru. Karena topik yang dibawakan oleh narasumber adalah tentang
Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor. Om Jay sebagai narasumber menanyakan kepada
semua peserta, adakah di antara kami yang sudah pernah menerbitkan buku di
penerbit mayor ? Semua peserta menjawab belum pernah. Bahkan menurut beberapa
peserta, menerbitkan buku di penerbit mayor ibarat sebuah mimpi.
Lalu, Om Jay menunjukkan kepada kami royalty
buku yang diterima oleh beliau dari Penerbit Andi sebagai salah satu penerbit
mayor selama 6 bulan.
Kami tercengang. Jumlah
royalty nya sangat fantastis, mencapai puluhan juta bahkan hampir mendekati
nominal seratus juta rupiah. Wooww.
Kami pun semakin penasaran dengan penerbit
mayor. Memang penulis sendiri pernah menerbitkan buku di penerbit indie, dengan
sistem pembayaran sendiri untuk mendapatkan beragam layanan penerbitan dan
pencetakan buku hasil karya penulis. Layanan yang diberikan biasanya meliputi
cover, layout, dan ISBN. Om jay menjelaskan bahwa penerbit mayor adalah
penerbit skala besar dan kita tidak perlu membayar untuk mendapatkan layanan –
layanan yang sudah disebutkan sebelumnya. Malah, kita yang akan mendapatkan
royalty dari buku yang kita tulis tersebut.
Om Jay menceritakan tentang pengalamannya
menyusun buku informatika di PGRI. Artikelnya bisa dibaca di sini https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5c66c47d677ffb7fcb78bb39/penyusunan-buku-informatika-di-pgri
Inti dari tulisan tersebut adalah guru harus
mampu berkolaborasi dengan guru sekolah lainnya dan berkumpul dalam satu wadah
organisasi guru. Sehingga mampu membuat karya agung yang bisa digunakan untuk
semua sekolah. Karena itulah penerbit mayor mau menerbitkannya karena memang
layak jual dan mendatangkan keuntungan di kedua belah pihak.
Sebenarnya, semua orang bisa menulis, termasuk
guru. Bahkan guru penulis pun bisa
menerbitkan bukunya di penerbit besar atau mayor. Namun, kebanyakan guru tidak
siap untuk melangkah seperti itu. Sehingga bidang penerbitan buku di penerbitan
mayor didominasi oleh kaum akademisi seperti dosen – dosen di perguruan tinggi.
Penyebab utamanya adalah guru belum dilatih untuk membuat dan menerbitkan buku
ajar.
Dalam satu kesempatan, Om Jay menyaksikan
pembelajaran di Cina. Beliau menggambarkan bahwa seorang guru mengajar lebih
dari 59 anak di dalam kelas, namun selama 2 jam pembelajaran, mereka tampak
asyik belajar. Sehingga tidak tepat dijadikan alasan bahwa guru belum mampu
menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor karena tidak punya waktu dan
sibuk mengajar anak – anak di kelas.
Selain itu, konsistensi guru – guru untuk
menulis juga masih menjadi penyebab gagalnya guru untuk menulis dan menerbitkan
buku di penerbit mayor. Yang lebih fatal adalah guru tidak sabar untuk segera
menerbitkan bukunya. Sehingga mereka lebih memilih menerbitkan buku di penerbit
indie dan membayar proses penerbitannya. Padahal kan, seharusnya mereka yang
dibayar dari buku itu.
Sebelum diterbitkan, ada SPP yang
harus ditandatangani antara penerbit dengan penulis. Ini contohnya :
Biasanya proses pengajuan naskah buku untuk
diterbitkan oleh penerbit mayor paling lama 3 bulan. Selama waktu itu, penerbit
akan melakukan uji validasi dan kelayakan naskah buku yang kita tulis. Untuk
itu, sebaiknya kita sering mengecek persyaratan penerbitan buku di website
penerbit mayor. Berikut ini contoh informasi yang diperoleh dari website
Penerbit Andi Yogyakarta :
Kesimpulan : Untuk menulis dan
menerbitkan buku di penerbit mayor perlu kolaborasi dan membangun super tim
dalam wadah organisasi profesi guru yang kredibel dan sudah berpengalaman.
Kalau lihat resumenya Bu Tere, saya jadi baru sadar, tulisan saya masih banyak kurangnya 😅
BalasHapusAduh, sy masih belajar juga nih, Pak.
HapusJadi mimpi saya dilirikk sm penerbit mayor...nih... semangat Bu There...Gbu
BalasHapusMantap buk, saya doakan buku ibu bisa terbit di mayor biar dapat puluhan juta,,,, kan bisa traktir makan,,, iya kan pak bro brian 😊
BalasHapusSelamat menjadi penulis
BalasHapusSetiap saya baca tulisan om jay tak lupa ninggalin subcrib bahkan sebelum slsi baca jempol dl krn tulisan pasti asyik di baca, tulisan bu Tere demikian juga sangat bagus enak di baca
BalasHapus