Belajar Itu Mudah Seperti Membuka Facebook, Buktikan Sendiri
Img source :https://images.app.goo.gl/XBXg7n5CJ4AJwnwA8
Kebijakan Belajar di Rumah
sudah diterapkan oleh semua sekolah di Indonesia. Baik oleh sekolah negeri
maupun sekolah swasta. Pemerintah menghimbau agar kegiatan Belajar di Rumah
dapat dilaksanakan secara daring dengan menggunakan berbagai macam aplikasi
pembelajaran, media chat grup WhatsApp dan Telegram, serta live meeting yang
bisa diakses oleh guru dan siswa.
Namun kenyataannya,
tidak semua sekolah “siap” dengan moda pembelajaran daring. Baik dari segi guru
itu sendiri maupun dari segi siswa. Keterampilan guru dan siswa dalam mengakses internet menjadi
salah satu penyebab sebagian pihak menganggap pembelajaran jarak jauh dengan
moda daring tidak efektif.
Hal ini pula yang
dirasakan oleh penulis. Penulis yang mengajar di sekolah negeri di Provinsi
Nusa Tenggara Timur merasa kesulitan ketika ingin mengajak anak – anak untuk memanfaatkan
aplikasi pembelajaran dan live meeting seperti Rumah Belajar, Ruang Guru, Zoom,
Webex, Talk Fushion, Skype, dll. Grup WhatsApp dan telegram pun urung digunakan
karena dari satu sekolah saja yang jumlah siswanya sebanyak 285 siswa, hanya
sekitar 5 % yang mempunyai WA. Akhirnya penulis mencoba memanfaatkan facebook
untuk belajar. Apakah bisa ?
Seorang teman penulis
yang berasal dari Negara Kamboja pernah mengatakan bahwa anak – anak sekarang
lebih senang menggunakan facebook daripada belajar. Lalu penulis mengomentari
statusnya, kalau begitu, kenapa tidak menggunakan facebook untuk belajar. Dia
pun merasa kaget dan bertanya, “Apakah bisa facebook dijadikan sebagai media
belajar ?”
Penulis pun
menyampaikan jawaban seperti ini, “Tentu saja. Itu juga yang selama ini saya
lakukan. Sebagai guru yang tinggal di kampung, saya kesulitan mengakses pelatihan
– pelatihan dan informasi terupdate terkait materi pembelajaran, teknik dan
metode inovatif dalam mengajar, dan bahkan informasi terkait berbagai kegiatan
pengembangan diri seperti belajar menulis karya tulis, dll. Namun, saya belajar
dari facebook. Karena saya terhubung / berteman dengan banyak guru – guru hebat
dari Indonesia dan dari luar negeri sehingga saya bisa melihat dan bertanya kepada
teman – teman saya dalam komunitas dan grup facebook yang saya ikuti selain
dengan berkomunikasi secara personal dengan mereka.”
Lalu, bagaimana implementasi
belajar lewat facebook untuk anak – anak ? Ada 2 cara yang dapat dipilih oleh
guru, yaitu mengunggah materi dan kegiatan belajar di wall pribadi atau melalui
grup. Namun, sebelum mengunggah tentunya ada beberapa persiapan yang harus dilakukan.
Berikut ini adalah
langkah persiapan yang perlu dilakukan jika ingin memanfaatkan facebook sebagai
media belajar siswa :
1. Siapkan Kompetensi Dasar yang akan dibahas
2. Susun materi / bahan ajar sesuai KD dan muatan pelajaran
/ mata pelajarannya
3. Siapkan skenario kegiatan yang akan dilakukan
4. Rancang media pendukung yang akan digunakan (ppt, video, artikel,
atau gambar)
5. Pastikan untuk berteman dengan anak – anak di kelas kita
/ bisa juga melalui akun milik orang tuanya.
Setelah langkah persiapan selesai dilakukan, kita tinggal
mengunggah materi pembelajaran yang sudah dikemas dalam bentuk ppt, video,
artikel, atau gambar di wall pribadi kita, jangan lupa tandai / tag akun
facebook siswa.
Berikut ini adalah contoh postingan materi belajar yang
penulis posting di wall pribadi penulis :
Materi belajar yang penulis sajikan masih bersifat umum
yaitu tidak berdasarkan Kompetensi Dasar, muatan / mata pelajaran, dan kelas. Karena
saat itu adalah pertama kali penulis mencoba membuat materi ajar untuk siswa di
sekolah penulis. Kebetulan saat itu ada momen perayaan Hari Dongeng, maka
penulis mengangkat topiknya tentang dongeng. Namun ternyata pada materi kelas
IV SD terdapat juga Kompetensi Dasar tentang Cerita Fiksi.
Hari berikutnya, penulis mencoba membuat grup sekolah dengan
nama “Belajar Bersama SDN Waihibur” di facebook. Penulis mengundang akun
facebook anak – anak dan orang tua. Maksud penulis adalah agar anak – anak dan
juga guru serta orang tua dapat memanfaatkan grup tersebut untuk belajar.
Sampai saat artikel ini dibuat, anggota grup baru berjumlah 16 anggota yang
terdiri dari guru dan siswa. Jumlah ini tentu saja bukan berasal dari satu
kelas.
Penulis mencoba lagi cara yang lain. Kali ini penulis
membuat materi ajar dalam bentuk video pembelajaran. Lalu video tersebut diunggah
di wall pribadi dan grup sekolah tadi. Hasilnya di luar dugaan. Mereka lebih
mudah menerima materi ajar yang disampaikan dalam bentuk video. Penulis juga
kaget ternyata video pembelajaran yang penulis upload di youtube lalu diunggah
di facebook, ditonton oleh banyak guru dan anak serta orang tua, bukan hanya dari
sekolah dan daerah penulis sendiri tetapi dari seluruh Indonesia. Berikut ini
adalah contoh videonya :
Itulah salah satu alasan penulis memanfaatkan media
sosial facebook sebagai media belajar. Begitu mudahnya anak belajar semudah
membuka facebook. Jadi, harapan penulis adalah para pembaca dapat memberikan
kebebasan kepada anak – anaknya untuk mendapatkan pengalaman belajar dari berbagai
sumber belajar, termasuk facebook. Namun, perlu diingat juga bahwa membebaskan
bukan berarti bebas sebebas – bebasnya. Orang tua pun perlu mendampingi anak –
anaknya dalam membuka facebook, sehingga tujuan utama belajar di rumah dapat
tercapai.
Mantull Ibuu Tere....senang ide2 kreatifnya
BalasHapusTerima kasih apresiasinya, Bu
HapusKreativitas tiada batas. Media apapun bisa digunakan untuk pembelajaran bahkan Facebook sekalipun.
BalasHapusJauh sebelum maraknya dunia online Bunda sudah melakukan lewat FB.
HapusIkut lomba dan juara 2, senengnya luar biasa.
Ayo yang muda-muda harus lebih kreatif lagi.
Trm ksh Pak Brian dan Bunda Lilis utk commentnya
HapusWow mantap.. Good job..🙏
BalasHapusTerima kasih, Bp
HapusMudah jika cara belajar dan mengajar itu menyenangkan. nicepost!
BalasHapus