Memaknai Hari Pendidikan Nasional 2021
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2021, Mas Menteri menegaskan tentang pentingnya semangat berkolaborasi yang dilandasi prinsip silih asah, silih asih, silih asuh.
Pesan ini dikemukakan sebagai bentuk pemaknaan terhadap upaya dan kerja keras Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam mewujudkan Merdeka Belajar di bumi pertiwi sebagai bentuk transformasi pendidikan.
Merdeka belajar hendaknya dimaknai oleh setiap guru, orang tua, dan siswa dengan tepat sehingga dalam hal ini dibutuhkan suatu kesadaran untuk bergotong royong dalam rangka memberikan ruang belajar seluas - luasnya bagi para siswa. Agar mereka dapat menggali setiap potensi yang dimilikinya serta mengembangkan bakat, minat, dan berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi aneka tantangan dalam kehidupan sehari - hari di abad 21.
Siswa perlu diberikan stimulus dalam belajar dengan cara - cara yang beragam sesuai karakteristik mereka masing - masing. Karena sesungguhnya peran guru adalah ibarat petani yang menyemai benih. Siswa harus bahagia dalam proses pembelajarannya dan menyadari bahwa belajar adalah suatu bentuk kebutuhan individu.
Di tengah suasana pandemi, ungkapan "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah" menjadi sebuah pengikat makna tentang perubahan pola pikir dan perilaku tri pusat pendidikan itu sendiri.
Guru harus senantiasa belajar untuk mengupgrade profesionalitasnya, khususnya melalui adaptasi dan aplikasi TIK dalam pembelajaran di abad 21. Orang tua juga diharapkan mampu mendampingi siswa saat belajar di rumah, di samping berkewajiban pula memberikan berbagai akses terkait kebutuhan siswa.
Sementara siswa sendiri sebagai subyek pembelajaran berkewajiban untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar di sekitarnya. Untuk meningkatkan keterampilan abad 21 seperti : berpikir kritis, berkolaborasi, kreatif, dan berkomunikasi. Selain itu, siswa juga perlu memiliki keterampilan di bidang literasi dan numerasi, HOTS, keterampilan terkait problem solving dan penguatan pendidikan karakter.
Peran masyarakat pun tidak lepas dari upaya transformasi pendidikan. Karena masyarakat merupakan lingkungan belajar bagi siswa. Di mana di dalamnya tersedia berbagai daya dukung pembelajaran. Khususnya lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Jika kita berkaca pada peringatan Hari Pendidikan Nasional pada tahun 2020, ada sebuah pertanyaan yang dapat kita refleksikan, yaitu: Apa yang sudah kita pelajari dari covid 19 ?
Sedangkan pada momen Hardiknas 2021 ini, kita diharapkan untuk bangkit dari nuansa ketidakberdayaan akibat covid 19. Dan usaha ini membutuhkan kerelaan dari kita masing - masing untuk berkolaborasi dengan orang lain.
Mas Menteri menyampaikan bahwa kolaborasi yang dimaksud adalah untuk saling memintarkan dan menghargai. Oleh karena itu, hendaknya guru pun menyingkirkan istilah "superior" dalam interaksinya bersama pihak lain.
Dalam pembelajaran, hendaknya tidak menggunakan istilah senior dan junior. Atasan dan bawahan. Hindari kata - kata intimidasi yang dapat mengkerdilkan setiap bakat, minat, dan potensi yang siswa miliki. Sebaliknya junjung tinggi apresiasi dan berikan ruang seluas - luasnya bagi siswa untuk menikmati kemerdekaannya dalam belajar.
Akhirnya, saya ingin mengutip kalimat sakti yang menjadi moto dari Komunitas Belajar Guru Penggerak (KBGP) yaitu: belajar, bergerak, berbagi untuk negeri.
Semoga kita terus mengobarkan nyala api perjuangan kita secara serentak agar merdeka belajar bukan hanya menjadi cita - cita milik generasi bangsa. Namun terwujud dalam bentuk pembelajaran yang ideal bagi generasi milenial yang gemilang.
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
👍👍👍👍👍🙏🙏🙏
BalasHapusTrm ksh bnyk sdh singgah, Kk.
HapusTrm ksh bnyk sdh singgah, Kk.
Hapus