Tips Menulis Puisi yang Menghipnotis Pembaca



https://images.app.goo.gl/vNcYsfW5G1Dj3o4y6

Dengan cinta, yang pahit menjadi manis;
dengan cinta, kekeruhan menjadi jernih;
dengan cinta, yang mati menjadi hidup
dengan cinta, raja menjadi budak;
dari ilmu, cinta dapat tumbuh.
Pernahkah kebodohan menempatkan orang
di atas tahta begini?
-Jalaludin Rumi-



Apa yang Anda rasakan saat membaca puisi di atas ? Adakah kesan tertentu yang Anda nikmati saat membacanya ? Jika Anda belum menemukannya, cobalah tips berikut ini : Baca … baca … baca ….. Ya, bacalah berulang – ulang.

Mengapa saya meminta Anda untuk menemukan kesan dari sebuah puisi ? Karena saya ingin mengajak kita semua untuk memperingati Hari Puisi Internasional yang diperingati hari ini, tanggal 21 Maret 2020.

Perayaan hari puisi internasional dapat dimaknai sebagai perayaan kata – kata. Seorang penyair akan membutuhkan tahapan – tahapan kreatif dalam menuliskan sebuah puisi. Dan saat ini adalah waktunya kita mengapresiasi tahapan – tahapan yang sudah mereka lalui.
Ada banyak cara untuk mengapresiasi karya para penyair, di antaranya dengan mendeklamasikan puisi dan menulis puisi. Ternyata menulis puisi itu gampang – gampang susah, lho. Apalagi menulis puisi yang bisa menghipnotis pembaca.Namun, jika kita tahu tips menulis puisi yang bisa menghipnotis pembaca, tentu tidak akan sulit lagi untuk dilakukan. 

Nah, berikut ini adalah tips menulis puisi yang bisa menghipnotis pembaca :
1.    Gunakan kata berulang – ulang.
Dalam puisi cinta karya Jalaludin Rumi di atas, kita bisa melihat adanya kata “cinta” yang ditulis berulang – ulang. Makna kata yang ditulis berulang – ulang adalah pemberian tekanan pada kata tersebut. Artinya, di sinilah pembaca akan memahami amanat yang ingin disampaikan oleh seorang penyair melalui puisi yang ditulisnya.

2.    Gunakan diksi yang memukau
Seorang penyair hendaknya menggunakan diksi yang memukau, bukan sekedar merangkai kata – kata biasa. Diksi adalah kekuatan sebuah puisi.
Coba simak diksi pada puisi berikut :

Perahu Diksi
Karya : Emi Suryati (2018)

Di hening lautan malam,
Kita berselancar
Doa – doa berlayar

Diksi – diksi menjadi perahu,
Menyelamatkan kau dan aku
Dari badai sunyi yang menderu

3.    Tentukan sasaran pembaca / target pembaca
Terkadang, seorang penyair perlu juga melatih kepekaannya untuk mengetahui “pasar” atau target pembacanya. Seorang perempuan biasanya mudah terhipnotis dengan kata – kata yang puitis dibandingkan dengan istilah – istilah politis.

4.    Tambahkan gambar, musik, dan video pendukung
Zaman sekarang, banyak media yang bisa digunakan untuk menulis puisi. Di antaranya adalah blog. Untuk menghipnotis pembaca puisi kita, seorang penyair yang juga sebagai blogger, dapat menyisipkan gambar, musik, dan video pendukung. Selain tampilannya lebih menarik dan kekinian, hal ini juga akan membawa kesan atau suasana yang tidak mudah dilupakan.
Contohnya puisi Di Sini


5.    Menulis dari hati
Dari awal, penulis sudah menyampaikan bahwa seorang penyair perlu melewati tahap demi tahap yang berdarah – darah untuk sampai menghasilkan sebuah puisi yang memikat hati. Itu karena mereka harus merekayasa kata – kata, mengikat makna, menghadirkan suasana, dan semuanya melibatkan hati. Banyak puisi – puisi yang ditulis oleh para penyair terdahulu yang hadir sebagai ungkapan hati mereka dan terbukti berhasil menghipnotis pembacanya.
Contohnya puisi berikut :

Aku
Karya : Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Aku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Itulah tips menulis puisi yang bisa menghipnotis pembaca. Semoga artikel ini bermanfaat, terutama dalam mengembangkan apresiasi kita terhadap karya sastra puisi. Mari kita menulis puisi !






3 Komentar untuk "Tips Menulis Puisi yang Menghipnotis Pembaca"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel